Suatu sore yang dingin di suatu warung kopi dekat saya tinggal di Malang, saya dan seorang teman saya yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir sastra Inggris Universitas Brawijaya berbincang tentang resolusi tahun 2013, sambil nyruput kopi hitam saya berkata “ Tahun ngarep, mboh yo opo carane, opo tujuane, aku kudu nang Cino. ” Memang pada awalnya saya tidak punya pikiran sama sekali jikalau saya di Cina bisa menimba ilmu seperti saat ini. Pintu menuju Cina mulai terbuka perlahan ketika saya diajak oleh salah satu dosen untuk sekedar berlibur dan jalan-jalan di Cina. Karena jujur pada dasarnya saya bukanlah orang yang rajin, apalagi dalam hal belajar, bahkan bisa di bilang selama masa perkuliahan ini waktu yang saya gunakan untuk belajar sangatlah sedikit, namun memang saya sudah mem iliki dasar -dasar ber bahasa mandarin sejak saya kecil sehingga semester 1 sampai semester 4 dapat saya lalui hanya dengan sedikit kerja keras. B eberapa saat setelah merencanakan liburan deng